Pages

Senin, 27 Mei 2013

Oral test (tes lisan) Evaluasi Pembelajaran



A.  Definisi
Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang menuntut respons dari anak dalam bentuk bahasa lisan (Arifin, Z. : 1988). Dalam bentuk tes ini, anak akan menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Tes lisan yang dilakukan dapat berbentuk sebagai berikut :
1.  seorang penguji menilai seorang siswa,
2.  seorang penguji menilai sekelompok siswa,
3.  sekelompok penguji menilai seorang siswa
4.  sekelompok penguji menilai sekelompok siswa.
Karakteristik dari alat evaluasi ini adalah dalam pengujiannya tes dilakukan secara lisan dengan guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa, selanjutnya siswa menjawab dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan.
B.  Kelebihan dan Kelemahan Alat Evaluasi
Berikut akan dipaparkan beberapa kelebihan dari tes lisan, yaitu :
1.  dapat mengetahui lansung kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapatnya secara lisan,
2.  tidak perlu menyusun soal-soal secara terurai, tetapi cukup mencatat pokok-pokok permasalahannya saja,
3.  kemungkinan anak akan menerka-nerka jawaban dan berspekulasi dapat dihindari.
Berikut akan dipaparkan beberapa kelemahan tes lisan, yaitu :
1.  memakan waktu yang cukup banyak, apalagi jika jumlah siswanya banyak,
2.  faktor subjektivitas akan muncul bilamana dalam suasana ujian lisan itu hanya ada seorang penguji dan seorang siswa.
C. Prinsip-Prinsip Pembuatan Alat Evaluasi
Beberapa prinsip pembuatan alat evaluasi, yaitu :
1.  hendaknya dalam pembuatan alat evaluasi ini, sebaiknya anda mendaftar bentuk pertanyaan, perintah yang akan diajukan kepada siswa,
2.  hendaknya membuat lembar jawaban dari setiap pertanyaan tersebut,
3.  hendaknya membuat kriteria penilaian dan format penilaian dari jawaban yang akan disampaikan oleh siswa.
D. Petunjuk Praktis dalam Pelaksanaan Tes Lisan
Adapun beberapa petunjuk praktis dalam pelaksanaan tes lisan, adalah :
1.  jangan terpengaruh oleh faktor-faktor subjektivitas, misalnya cantik tidaknya anak, kaya-tidaknya anak, anak pejabat atau bukan, dan sebagainya,
2.  berikanlah skor bagi setiap jawaban yang dikemukakan oleh anak, jangan dilakukan pada saat setelah selesai tes lisan, akibatnya penilaian akan dipengaruhi oleh jawaban yang terakhir,
3.  catatlah hal-hal atau masalah yang akan ditanyakan dan ruang lingkup jawaban yang diminta untuk setiap pertanyaan,
4.  ciptakan suasana ujian yang menyenangkan agar siswa tidak merasa ketakutan dalam menjalani ujian,
5.  jangan mengubah suasana ujian lisan menjadi suasana diskusi atau suasana pengajaran.
Demikian beberapa petunjuk praktis dalam pelaksanaan tes lisan. Petunjuk ini dapat kita jadikan pegangan atau pedoman dalam menyelenggarakan ujian lisan. Selain itu, petunjuk praktis untuk ujian tersebut dapat kita pelajari dengan sebaik-baiknya sebelum kegiatan tes dimulai.

cerpen " Pak Ton " ( tugas laporan bahasa Indonesia studi ekskursus Monjali )


Perjuangan Pak Ton
Disebuah desa yang terletak di pinggir kota ada sebuah keluarga yang cukup sederhana. Nita dan Rena adalah seorang kakak adik, Nita masih duduk di kelas 5 SD sedangkan Rena masih TK. Ayah mereka berprofesi sebagai guru SD dan ibunya sebagai penjahit baju di rumah. Ayah Nita dan Rena namanya Toni, jika sedang di sekolah sering dipanggil Pak Ton.
Pak Ton adalah seorang guru SD yang masih honorer, gajinya pun sangat minim untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun Pak Ton dikenal sangat kreatif dalam menyampaikan pelajaran, walaupun gajinya tidak sebarapa tetapi Pak Ton selalu semangat menjadi seorang guru SD. Murid-muridnya pun banyak yang suka dengan cara mengajarnya, dia selalu mempunyai ide-ide yang sangat menarik untuk mengalihkan konsentrasi siswanya saat belajar. Akan tetapi Nita tidak diajar ayahnya karena Pak Ton hanya mengajar kelas 3 dan 4 saja.
Suatu hari saat berkumpul di depan TV dengan keluarga istri Pak Ton bertanya,”Kenapa ayah tidak ganti pekerjaan saja yang gajinya lebih besar dari yang sekarang?”, Pak Ton menjawab sekaligus memberi nasehat kepada anak-anaknya.”Tidak, karena ayah sudah niat menjadi seorang guru walau gajinya tidak seberapa. Untuk anakku Nita dan Rena, ayah bekerja menjadi seorang guru SD karena ayah sejak kecil ingin meningkatkan pendidikan yang saat ini masih rendah. Dan jika kalian kelak sudah besar apabila memilih pekerjaan janganlah memandang seberapa besar upah atau gaji yang didapat. Tetapi lihatlah manfaatnya, apakah berguna untuk semua orang atau tidak dan perjuangkan apa yang kalian cita-citakan sekarang”.
Nita berkata,”Berarti ayah itu seperti pahlawan tanpa tanda jasa dong, kan ayah walaupun mendapat gaji sedikit tapi ayah berjuang untuk menjadi guru SD, ya kan yah?”
Pak Ton hanya tersenyum, dan tiba-tiba Renya menyaut pembicaan,”Kalau aku sudah besar aku mau seperti ayah ahh, jadi guru yang baik dan jadi pahlawanbuntuk semua”, lalu ibunya berkata,”Rena mau jadi pahlwan juga ya?pahlawan apa?”, Nita menjawab,”Pahlawan nangis!”. Mereka serentak tertawa.
            Pagi hari Pak Ton bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah bersama Nita. Dengan media-media belajarnya yang selalu dibawanya untuk mengajar. Setiap hari Pak Ton selalu membuat media untuk anak didiknya, dan Pak Ton Tidak pernah mengeluh tentang berapa biaya yang harus ia keluarkan. Guru-guru yang lainnya sampai kagum dengan Pak Ton, walau masih honorer ia tetap semangat untuk mengajar memberikan ilmu kepada anak didiknya dengan ikhlas dan sabar.
            Perjuangan Pak Ton tidak dapat ternilaikan karena Pak Ton rela berkorban demi mencerdaskan anak didiknya.


laporan aspek IPS monjali


Lembar Kerja Aspek IPS
Sub Aspek Geografi
1.      Letak Monumen Jogja Kembali
Letak Astronomis       = letak astronomis monument jogja kembali berada pada 110• 23’ 55”  BT dan pada 7• 46’ 42” LS

Letak Administratif    =
Dusun                          = Jongkang
Desa / Kelurahan         = Sariharjo
Kecamatan                  = Ngaglik

2.      Batas Monumen Jogja Kembali
Utara                           = Kecamatan Mlati
Selatan                                    = Kecamatan Banguntapan
Barat                           = Kecamatan Gamping
Timur                           = Kecamatan Depok

3.      Kenampakan alam di sekitar Monumen Jogja Kembali
Kenampakan alam yang ada disekitar Monumen adalah taman yang tampak asri di sekeliling monument. Pemandangan alam yang berisi pepohonan yang rindang dan tanaman – tanaman yang tumbuh subur disekitar Monumen yang membuat monumen menjadi sejuk.

4.      Kenampakan buatan di sekitar Monumen Jogja Kembali
Kenampakan buatan yang ada disekitar Monumen Jogja Kembali adalah kolam ikan yang dibangun mengelilingi monument, serta taman pelangi yang dibangun disekitar pelataran monumen.



5.      Skala Peta Monumen Jogja Kembali
Jarak dua titik di peta 4 cm
Jarak 2 titik pada obyek sebenarnya 55 m
Skala peta 1 : 1375

Sub Aspek Ekonomi
1.      Harga Tiket Masuk Monumen Jogja Kembali
a.       Dewasa                 = Rp 7500
b.      Anak – anak          = Rp 7500
c.       Rombongan           = Lebih dari 30 orang diskon 30%


2.      Daya tarik Monumen Jogja Kembali untuk kegiatan wisata
Ada sesuatu yang menarik di Monjali, banyak hal yanag didapat dari monjali, selain tempat rekreasi juga merupakan tempat pembelajaran mengenai sejarah bangsa Indonesia dan Yogyakarta. Tentu ini merupakan tempat wisata yang sangan representatif bagi keluarga, karena bisa mengenalkan sejarah kepada anak-anaknya.

3.      Hari / Bulan kunjungan paling ramai dan paling sepi
Paling ramai    = jika hari libur (tanggal merah), weekend, dan hari libur sekolah
Paling sepi       = bulan puasa

4.      Pengelolaan Monumen Jogja Kembali
Badan usaha pengelola Monumen Jogja Kembali adalah sebuah Yayasan yang bernama Yayasan Monumen Jogja Kembali, dengan ketua yayasan Gusti Prabu Kusumo
 Jumlah Pegawai 43 orang
Status kepegawaian adalah pegawai tetap, badan pengelola, bagian umum, dan bagian operasional.
Rata – rata penghasilan

5.      Kaitan Pengelolaan Monumen Jogja Kembali dengan Taman Pelangi
Monumen Jogja Kembali membutuhakan biaya perawatan yang besar. Pihak Monumen tidak bisa jika hanya mengandalkan dari hasil penjualan tiket masuk karena tidak setiap harinya Monumen Jogja Kembali ramai pengunjung. Maka dengan pengadaan Taman Pelangi yang ada disekitar Monumen akan membantu penambahan pemasukan untuk biaya perawatan Monumen, setengah dari pengelolaan Taman Pelangi masuk kedalam kas Monumen.

Sub Aspek Sejarah
1.      Asal – usul nama Monumen Jogja Kembali
Karena merupakan peristiwa tentang sejarah perjuangan Jogja kembali yang menelan ribuan korban jiwa, juga merupakan peringatan akan kembalinya pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta.

2.      Waktu dan Tujuan pembangunan Monumen Jogja kembali
Waktu             = Monumen Jogja Kembali pembangunan dengan bentuk kerucut dan teriri dari tiga lantai ini selesai dibangun dalam waktu empat tahun mulai 6 Juli 1985 dan diresmikan pembukaannya tanggal 6 Juli 1989 oleh Presden RI pada waktu itu, Soeharto.
 Tujuan            =  
1.      Sebagai ungkapan penghargaan dan rasa terimkasih kepada para kusuma Bangsa yang telah mengorbankan jiwa raganya merebut kembali Yogyakarta sebagai ibukota perjuangan RI.
2.      Sebagai tetenger peristiwa Yogya Kembali yang telah membuktikan kemampuan bangsa Indonesia untuk berjuang yang akhirnya memperoleh kemenangan baik dibidang fisik bersenjata maupun di bidang diplomasi.
3.      Untuk mewariskan nilai – nilai luhur perjuangan bangsa Indonesia kepada generasi penerus bangsa sebagai wahana pendidikan dan sarana rekreasi.


3.      Time Line Peristiwa Jogja Kembali (berdasarkan Relief dan Diorama Lantai 2 Monumen)
tnggal / tahun                    peristiwa
17 Agustus 1949               peringatan proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di     Yogyakarta
10 Juli 1949                       panglima Besar Jendral Soedirman tiba kembali di Yogyakarta
29 Juni 1949                      Penarikan tentara Belanda dari Yogyakarta
7 Mei 1949                        Penandatanganan Roem – Royen Statement
1 Maret 1949                     Serangan Umum 1 Maret
26 Desember 1948            Konsolidasi dan Pembentukan sector – sector pertahanan di Ngothg
23 Desember 1948            Perlawanan Rakyat bersama tentara terhadap Belanda
22 Desember 1948            Preseiden dan Wakil Presiden dan para pemimpin lainnya diasingkan ke Sumatra. Panglima Besar Jendral Soedirman melapor kepada Presiden RI untuk memimpin perang gerilya
19 Desember 1948            Penyerbuan tentara Belanda terhadap Lapangan Terbang Maguwo


Sub Aspek Sosiologi
1.      Monument Jogja Kembali terletak di Garis Imajiner
Karena dihitung menurut garis sumbu yang tidak hanya 1 tetapi ada 6 titik yaitu pantai Parang Tritis, Panggung Krapyak, Keraton, Tugu, Monumen Jogja Kembali dan Punak Gunung Merapi. Titik – titik tersebut ditarik garis lurus yang diberi nama garis”Poros Macro Cosmos”. Poros berarti sumbu, makro berrati besar dan cosmos berarti kehidupan masyarakat, karena masyarakat masih percaya dengan hal – hal tradisi.

2.      Falsafah atau maksud bentuk Monumen Jogja Kembali kerucut dikeilingi perairan
Ini dimaksudkan untuk melestarikan budaya nenek moyang zaman prasejarah yang merujuk pada bentuk gunung merapi, gunungan pada upacara sekaten. Monjali dikelilingi perairan yang berfungsi sebagai pending dari bangunan itu sendiri.

3.      Maksud Candra Sengkalan Monumen Jogja Kembali “gapura papat ambuka jagat”
Pada tahun 1949 adalah tahun dimana tentara Belanda ditarik dari wilayah Yogyakarta.
Gapura berarti pintu, papat berarti empat, ambuka berarti membuka atau terbuka, dan jagad berarti dunia, maka arti sesungguhnya adalah empat pintu terbuka untuk dunia (gate for open the world). Hal itu menunjukkan bahwa Monumen Jogja Kembali (Monjali) memiliki empat pintu yaitu di bagian barat, timur, utara, dan selatan bangunan.