Pages

Senin, 27 Mei 2013

laporan observasi matematika PMRI


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

            Pendidikan di Indonesia pada dasarnya masih menggunakan pembelajaran yang bersifat pasif atau tidak mengaktifkan siswa. Berdasarkan bukti pengamatan yang sering dilakukan oleh mahasiswa, bahwa sering sekali siswa tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru, dikarenakan siswa kurang tertarik dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pembelajaran di kelas masih bersifat ceramah, guru-guru kurang kreatif dalam setiap proses pembelajaran, pada umumnya guru hanya mementingkan materinya tersaimpaikan, tanpa melihat pemahaman anak tentang materi yang disampaikan. Sehingga belum tentu siswa mampu menyerap semua materi yang telah disampaikan oleh guru. Kebanyakan guru kurang aktif dalam menggunakan media pembelajaran yang sesuai untuk siswa, sehingga siswa kurang memahami setiap materi yang guru sampaikan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Karena pada dasarnya siswa harus merasa tertarik terlebih dahulu untuk memulai suatu proses pembelajaran, jika siswa sudah merasa bosan dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang terasa sangat monoton maka siswa kurang dalam menyerap setiap materi yang diberikan oleh guru, jadi guru harus merangsang siswa terlebih dahulu sebelum melakukan proses pembelajaran agar tumbuh minat siswa untuk lebih termotivasi pada saat melakukan proses pembelajaran, sehingga siswa akan menyerap materi yang disampaikan oleh guru dengan baik dan hasil yang akan dicapaipun lebih maksimal. Berkaitan dengan memberikan motivasi terhadap siswa, guru harus lebih mengetahui tentang tingkat kecerdasan dan tahap siswanya agar guru dapat memberikan media dan metode pembelajaran yang tepat untuk siswa didiknya. Begitulah pada umumnya dunia pendidikan di indonesia masih banyak menggunaka metode belajar yang kurang sesuai dengan tingkat kebutuhan siswa dikarenakan faktor guru yang kurang berkompeten dan faktor lingkungan yang kurang medukung dalam setiap proses pembelajaran.

B.     Tujuan Observasi

Untuk menambah pemahaman mahasiswa tentang model pembelajaran di kelas, dan juga dikarenakan ada tugas pada matakuliah matematika 2 untuk melakukan observasi pembelajaran kelas atas. Dalam observasi ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui model pembelajaran yang baik untuk anak didiknya pada masa yang akan datang. Dan mahasiswa mampu menemukan masalah-masalah yang seringdi hadapai oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sehingga diharapkan dari masalah-masalah yang ada dilapangan dapat membantu mahasiswa dalam menelukan jalan keluar jika suatu saat menjadi seorang guru. Diharapkan juga mahasiswa dapat menemukan ide-ide kreatif baru atau model pembalajaran baru yang bisa di aplikasikan dalam dunia pendidikan, melalui media pembelajaran atau melalui metode-metode yang telah diajarkan. Sehingga mahasiswa memiliki banyak pengalaman untuk bekal pada saat mahasiswa turun langsung kelapangan untuk melakukan proses pembelajaran. Dan juga tujuan melakukan observasi ini adalah untuk mengetahui seperti apa model pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas atasa dalam setiap proses pembelajran, sehingga dapat diketahui tentang karakter setiap siswa, media pembelajaran yang digunakan dan fasilitas yang tersedia atau mendukung proses pembelajaran. Sehingga diharapkan mahasiswa mampu menjadi mahasiswa yang kreatif, inovatif dan berkarakter.

C.    Manfaat Observasi

Observasi ini bermanfaat bagi mahasiswa dalam hal memberikan sebuah pengalaman kepada setiap mahasiswa. Sehingga mahasiswa mampu memecahkan masalah-masalah yang terjadi pada setiap proses pembelajaran yang akan dihadapinya pada saat mahasiswa menjadi seorang guru. Mahasiswa juga dapat menuangkan  ide-ide barunya setelah melakukan observasi karena observasi sangat membantu mahasiswa untuk menemukan pengaplikasian alternativ lainnya pada saat proses pembelajaran. Sehingga untuk kedepannya mahasiswa sudah memiliki banyak pengalaman dalam bidang pendidikan karena sudah berbekal pengatahuan tentang masalah-masalah yang sering muncul dalam sebuah proses pembelajaran.jadi pada intinya observasi yang dilakukan sangat membantu mahasiswa dalam segi apapun karena sangat bermanfaat bagi mahasiswa dari saat ini sampai yang akan datang.

BAB II
HASIL OBSERVASI

A.    Profil Sekolah dan Profil Kelas

SD N Tanjungtirto 1 yang Beralamat di jalan Tanjungtirto, kelurahan Kalitirto, kecamatan Berbah, kabupaten Sleman, Yogyakarta  telah berakreditasi A dan gedung yang digunakan adalah gedung  milik sendiri. Sekolah  ini berdiri pada tahun 1949, jadi pada saat ini sekolah  ini telah berdiri selama kurang lebih 64 tahun. Dan Kepala Sekolah SD N Tanjungtirto saat ini adalah Ibu Suyati, S.Pd.SD.
Pencapaiain yang telah dilakukan oleh SD N Tanjungtirto mencakup 8 Standar Nasional Pendidikan hasil Evaluasi Diri Sekolah tahun 2012.  Diantaranya adalah. Standard Penilaian, Standard isi, Standard Proses, Standard Kompetensi lulusan, Standard PTK, Standard Saran dan Prasarana, Standard Pengelolaan dan yang terakhir dalah Standard Pengelolaan.
Lingkungan sekitar SD N Tanjungtirto terletak di pinggir jalan raya, tepatnya di timur bandara Adi sucipto. Sehingga sering terdengar suara bising kendaraan dan sangat mengganggu jalannya proses pembelajaran.
Sarana dan Prasaran yang tersedia di SD N Tanjungtirto telah mendukung terhadap proses pembelajaran diantaranya telah tersedia ruang kelas, ruang komputer, ruang perpustakaan, ruang guru, ruang UKS dan mushola yang sesuai dengan Standar, sehingga membantu guru pada saat melakukan proses pembelajaran.

B.     Proses Pelaksanaan Pembelajaran
1.      Pelaksanaan Pembelajaran Matematika di Kelas
Proses pembelajaran yang terjadi dikelas kelas atas SD N Tanjungtirto kurang kondusif, guru cenderung lebih menggunakan metode ceramah sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa cepat bosan sehingga suasana kelas menjadi kurang terkendali. Guru juga kurang aktif dalam menggunakan media yang berhubungan dengan materi yang sedang disampaikan, misalnya menyampaikan materi tentang penjumlahan bilangan pecahan. Guru tidak menggunakan sebuah media pembelajaran untuk membuat lebih menarik. Jika siswa yang memang mampu menyerap materi yang diberikan mereka akan nyaman-nyaman saja, akan tetapi bagi siswa yang kurang mampu menyerap materi dengan baik, tentu ini menjadi sebuah persoalan yang sangat sulit untuk siswa tersebut.
Di SD N Tanjungtirto masih menggunakan metode ceramah, tidak dengan metode realistik. Pembelajaran matematika hanya menggunakan metode drill and practice ( latihan dan pembahasan soal ), sehingga anak belum memahami konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa dalam  mengikuti proses pembelajaran ada yang aktif mendengarkan tetapi juga banyak dari siswa kurang aktif dalam  menyimak setiap materi yang sedang diberikan oleh guru. Murid cenderung sibuk dengan aktifitasnya sendiri, kemungkinan ini terjadi karena guru kurang dalam hal merangsang siswanya untuk aktif dalam setiap proses pembelajaran. Tetapi ada juga murid yang memang selalu aktif untuk lebih tahu tentang materi yang sedang diberikan oleh guru, misalnya dengan bertanya kepada guru atau berdiskusi dengan temannya.
C.     Permasalahan-Permasalahan yang Muncul dalam Pembelajaran
Permasalahan yang sering sekali muncul dalam setiap proses pembelajaran adalah anak kurang memahami tentang soal-soal cerita, siswa kurang bisa memahami sampai saat ini siswa belum mampu memecahkan masalah tentang materi tersebut.



BAB III
PEMBAHASAN

A.    Tanggapan mengenai kegiatan pembelajaran
Kegiatan proses pembelajaran yang berlangsung di SD N Tanjungtirto menurut kelompok kami sudah lumayan  bagus, karena dengan fasilitas yang ada, mampu membantu guru dalam menyampaikan sebuah materi dalam proses pembelajaran di kelas. Namun yang harus di tingkatkan oleh guru adalah penggunaan media pembelajaran yang harus sesuai dengan tingkat kebutuhan siswanya  sendiri. Semua itu diperlukan untuk lebih mendapatkan hasil yang maksimal tentang penyerapan materi oleh siswa. Sehingga akan didapatkan hasil yang maksimal.
B.     Hal-hal yang dapat dipelajari sebagai seorang calon guru
Hal-hal bisa dipelajari bagi mahasiswa sebagai seorang calon guru, sangat banyak yang bisa dipelajari. Mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah yang sering muncul dalam setiap proses pembelajaran sehingga mahasiswa memiliki sebuah pengalaman untuk didrinya jiuka menjadi seorang guru nanti. Metode-metode yang harus diterapkan oleh guru untuk siswanya sangatlah penting untuk dipelajari, karena ini akan mempengaruhi prestasi belajar siswa pada nantinya. Seorang guru adalah sesorang yang mempunyai tanggung jawab yang besar secara moral, guru sekolah dasar adalah ujung tombak dari sebuah pendidikan karena jika guru itu berhasil dalam mendidik setiap siswanya, maka dapat dipastikan siswanya akan berhasil juga ditahap berikutnya.
C.    Masukan / ide-ide yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran
Ide-ide yang menurut kelompok kami bisa meningkatkan kualitas pembalajaran lebih mengarah pada proses pembelajaran dan metode pembelajaran realistik. Pembelajaran realistik adalah Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) merupakan operasionalisasi dari suatu pendekatan pendidikan matematika yang telah dikembangkan di Belanda dengan nama Realistic Mathematics Education (RME) yang artinya pendidikan matematika realistik.
Pembelajaran matematika realistik pada dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika, sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baik dari pada yang lalu. Yang dimaksud dengan realita yaitu hal-hal yang nyata atau kongret yang dapat diamati atau dipahami peserta didik lewat membayangkan, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan tempat peserta didik berada baik lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat yang dapat dipahami peserta didik. Lingkungan dalam hal ini disebut juga kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran matematika realistik menggunakan masalah kontekstual (contextual problems) sebagai titik tolak dalam belajar matematika. Perlu dicermati bahwa suatu hal yang bersifat kontekstual dalam lingkungan siswa di suatu daerah, belum tentu bersifat konteks bagi siswa di daerah lain. Contoh berbicara tentang kereta api, merupakan hal yang konteks bagi siswa yang ada di pulau Jawa, namun belum tentu bersifat konteks bagi siswa di luar Jawa. Oleh karena itu pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik harus disesuaikan dengan keadaan daerah tempat
siswa berada. Masalah dalam pembelajaran matematika merupakan suatu “keharusan” dalam menghadapi dunia yang tidak menentu. Siswa perlu dipersiapkan bagaimana mendapatkan dan menyelesaikan masalah. Masalah yang disajikan ke siswa adalah masalah kontekstual yakni masalah yang memang semestinya dapat diselesaikan siswa sesuai dengan pengalaman siswa dalam kehidupannya.


BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Dari hasil observasi yang kami lakukan di SD N Tanjungtirto kami dapat menyimpulkan bahwa proses pembelajaran yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan metode ceramah sehingga kurang efektif untuk proses penyerapan materi oleh siswa. Sehingga kami dapat menemukan solusi untuk masalah-masalah yang sering dihadapi oleh guru.

B.     Saran
Untuk lebih menambah keaktifan siswa perlu diberlakukan proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam setiap kegiatan pemb elajaran. Sehingga siswa akan lebih mudah untuk mengeksplorasi dirinya dalam setiap proses kegiatan pembelajaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar